Makhluk Asing Telah Datang Ke Bumi Sejak Zaman Purba

PLANET LAIN SERING BERKUNJUNG DAN MENELITI BUMI SEJAK ZAMAN PURBAKALA

Alam Semesta Raya ciptaan SANG MAHA PENCIPTA dipenuhi oleh berbagai macam kehidupan. Amat sombong kiranya jika manusia bumi berpikir bahwa bumi adalah satu-satunya planet di alam semesta yang dihuni oleh bangsa manusia.

Di planet- planet, bintang-bintang yang bertebaran di alam semesta yang amat luas itu hidup ciptaan-ciptaan yang beraneka ragam, berbeda warna kulitnya, berlainan jenis dan bentuk, ada yang kerdil, ada juga yang besar tinggi seperti raksasa. Berlainan pula densitas atau kepadatan raganya, sesuai dengan tingkatan evolusi dan perkembangan spiritualnya.

Tidak semua memiliki bentuk dan tubuh jenis humanoid seperti manusia bumi, yaitu yang disebut jenis ADAM KADMON. Di antara mereka itu ada yang bisa terlihat oleh kita, penghuni alam dimensi ke-3, ada juga yang tidak terlihat karena mereka hidup di alam dimensi yang berbeda. Namun mereka yang non-fisik dan berasal dari dimensi lebih tinggi, ada yang bisa memanifestasikan diri secara fisik bila dikehendakinya.

Dorothy Roeder

Sebagai contoh tentang beda bentuk dan rupa, ada keterangan dari makhluk yang menamakan dirinya RANOASH dari planet ATAIEN melalui DR. DOROTHY ROEDER, seorang “Channel” bangsa Amerika, bahwa bentuk tubuhnya mirip seekor belalang kacung (praying mantis), tinggi 6 kaki dan berjalan tegak. Dijelaskan pula bahwa bentuk fisiknya itu senantiasa mengalami perubahan*-perubahan untuk menampung kesadaran dirinya sesuai perkembangan evolusinya, dan juga diselaraskan dengan keadaan habitatnya.

Banyak di antara penghuni planet lain yang sejarah perkembangannya jauh lebih tua dan pengetahuan teknologinya jauh lebih canggih. Bahkan sebelum manusia bumi mengenal ilmu matematika, ada makhluk planet lain yang sudah mampu melakukan perjalanan antar planet dengan menggunakan energi kosmik sebagai tenaga penggeraknya.

Tidak heran jika penghuni planet lain memandang peradaban teknologi manusia bumi masih dalam tingkat primitif dan infantil atau kekanak-kanakan. Namun ada pula di antara mereka yang teknologinya canggih tetapi kesadaran spiritualnya masih rendah.



Terlihat salah-satu bukti artifak disebuah goa pra-sejarah bergambar makhluk luar Bumi dengan antena dikepalanya peninggalan nenek moyang manusia ribuan tahun yang lalu.

Sejak zaman purbakala, bahkan sebelum kehidupan bumi diciptakan sekitar 600 juta tahun yang lalu (menurut keterangan manusia asal Pleiades), banyak makhluk planet lain sudah sering berkunjung ke bumi, bahkan secara berkala bermukim di sini.

Bukti-*bukti dan tanda-tanda kunjungan mereka telah banyak ditemukan oleh para ilmuwan, pakar arkeologi, dan tak sedikit buku-buku telah ditulis mengenai penemuan-penemuan mereka, antara lain dapat dibaca karya ERICH VON DANIKEN dan ZECHARIA SITCHIN.

Salah satu buku Erich Von Daniken yang menghebohkan dunia dan telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul: Nenek moyang kita dikunjungi astronaut bintang lain, keluaran tahun 80-an.

ERICH VON DANIKEN dalam tulisan-tulisannya antara lain “chariots of the Gods” dan “Gods from Outer Space”, berdasarkan hasil penelitiannya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan apakah ada makhluk-makhluk cerdik pandai di kosmos yang mendarat di bumi ribuan tahun yang lalu? Siapa yang membuat piramid dan sphinx di Mesir, patung-patung batu raksasa di kepulauan Easter.

Siapa yang membuat baterai listrik yang ditemukan ternyata sudah berumur ribuan tahun..? Dinilai dari sebutannya yaitu “gods“, manusia luar angkasa itu tentunya memiliki potensi luar biasa.

Sedangkan SITCHIN , juga seorang ilmuwan yang selama puluhan tahun meneliti monumen-monumen, arca-arca dan benda-benda kuno, hasil galian arkeologi, teks purbakala dan lain-lain berhasil menelusuri sejarah kuno bangsa manusia, mendapatkan bukti-bukti bahwa manusia bumi pertama diciptakan oleh makhluk-makhluk dari planet lain yang memiliki kemampuan-kemampuan ilahi dan merupakan leluhur manusia bumi. (When Time Began, The 12th Planet, Cosmic Code)


Terlihat salah-satu artifak peninggalan nenek moyang manusia ribuan tahun yang lalu di sebuah goa pra-sejarah bergambar makhluk luar Bumi memakai pakaian astronaut lengkap dengan helm dikepalanya.

Di zaman modern, penampakan piring terbang banyak terjadi sesudah Amerika menjatuhkan bom atom pada tahun 1945 di Jepang, lalu makhluk dan manusia dari planet lain (E.T. = Extra Terrestrial) atau makhluk asing (Alien) banyak diberitakan mendarat di bumi sejak sekitar tahun 1950 .

Mereka yang melakukan kegiatan menculik hewan ternak dan manusia untuk keperluan penelitian, adalah makhluk dari planet peripheral (pinggiran alam semesta). Mereka mempunyai kepentingan tertentu, kebanyakan datang dari planet ZETA RETICULUM. Biasa disebut “The Greys” karena memakai seragam warna kelabu.

Mereka itu tidak termasuk jenis humanoid. “The Greys” melakukan penelitian terhadap hewan dan manusia bumi terutama karena sangat ingin tahu tentang keadaan tubuh manusia. Di mana letak jiwa dan emosi manusia secara biologis, bagaimana perkembangan spiritual manusia bumi.

The Greys

Mereka juga melakukan “cross-breeding“, mencoba berkembang biak dengan manusia bumi dengan tujuan memperbaiki jenis bangsa mereka. Mereka mempunyai keinginan menjadi seperti manusia bumi, karena mereka sendiri sudah sulit berkembang biak, antara lain akibat “cloning“.

Konon “The Greys” dikabarkan telah membuat suatu pakta perjanjian dengan pemerintah Amerika Serikat, yang memberi ijin melakukan penelitian-penelitian dengan imbalan mereka memberi pengetahuan tentang teknologi canggihnya. Dua pangkalan udara di Amerika Serikat disediakan untuk melakukan penelitian bersama.

Namun akhirnya kegiatan mereka melampaui batas, tidak terkendali dan mereka mengingkari perjanjian. Ribuan orang menjadi korban penculikan dan perlakuan tidak manusiawi. Walaupun mereka mampu menghapus memori pengalaman buruk dari ingatan korban, namun banyak orang tidak dapat menghilangkan rasa takut dan traumanya.

Pemerintah Amerika Serikat berupaya keras untuk menutup-nutupi hal-ichwal kerjasama itu. Mass media dan penduduk dilarang keras menyiarkan berita tentang pertemuan dengan makhluk asing, tentang pengalaman diculik agar tidak menimbulkan panik di kalangan masyarakat. Bahkan dibentuk sebuah pasukan khusus terdiri dari petugas-petugas yang berpakaian hitam-hitam (the men in black) yang mengancam dan menteror warga Amerika yang menyiarkan pengalaman-pengalaman mereka. Padahal kantor-kantor pemerintahan dan badan-*badan intelejen penuh dengan laporan-laporan, namun hanya dapat dibaca oleh segelintir orang saja.

EDGAR MITCHELL adalah salah satu dari 12 astronot yang pernah berjalan di bulan. Ia menyatakan di dalam suatu konfrensi tentang UFO (Oktober 1998) bahwa ia telah melihat bukt-bukti otentik bahwa makhluk asing itu benar-benar ada. Pembicaraan- pembicaraan dengan pejabat-pejabat pemerintah dan Angkatan Udara A.S. yang menangani kasus-kasus penampakan piring terbang dan kegiatan makhluk-makhluk asing di bumi telah meyakinkan Mitchell bahwa laporan-laporan tersebut bukan sekedar omong kosong atau khayalan dari orang-orang yang mengaku pernah melihat dan bertemu makhluk atau manusia dari angkasa luar. Edgar Mitchell pernah bekerja sebagai konsultan pada perusahaan film yang membuat film seri “The X-Files”.

Mantan kepala bagian komunikasi dan perancang pesawat antariksa bernama MAURICE CHATELAIN, setelah pensiun dari NASA mengungkapkan bahwa semua penerbangan APOLLO dan GEMINI dibuntuti oleh sejumlah piring terbang, kadang-kadang sangat dekat. Ketika astronot NEIL AMSTRONG dan BUZZ ALDRIN mendarat di bulan mereka menyaksikan sebuah pesawat antariksa asing di tepi salah satu kawah bulan. Namun semua informasi tentang hal-hal seperti itu dilarang disiarkan oleh Mission Control. CHATELAIN adalah penulis buku berjudul : “OUR ANCESTORS CAME FROM OUTER SPACE” — 1979 (Leluhur kita berasal dari angkasa luar).

Banyak sekali hal ikhwal dan penemuan-penemuan tentang kehidupan di angkasa luar yang dirahasiakan oleh para ilmuwan. Hingga kini belum banyak orang mengetahui bahwa di planet MARS terdapat piramida yang mirip seperti piramida di Mesir, dan juga bahwa di planet merah itu terdapat pula sebuah bangunan raksasa berbentuk wajah manusia.


<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Pertembungan 2 Agama - Rusuhan Natrah


Rusuhan Natrah atau Tragedi Natrah, Rusuhan Maria Hertogh berlaku di Singapura pada 1950 kerana pertembungan antara dua agama iaitu Islam - Kristian dan dua budaya iaitu Barat - Timur.

Seramai 18 orang terbunuh / mati syahid dan 173 orang cedera ketika bertempur dengan tentera dan polis British. Mana-mana warga British di Singapura telah diserang. Bangunan dan kereta berhampiran padang dekat mahkamah telah dibakar. Tumpuan utama ialah Masjid Sultan di Singapura.

Singapura diletakkan di bawah perintah berkurung selama 2 hari 2 malam. ISA telah digunakan dengan sebaik-baknya bagi membendung keganasan merebak.

Punca

Orang Melayu, India Muslim dan orang keturunan Indonesia di Singapura tercabar dan terbakar apabila Natrah diletakkan disebuah gereja atau menyamai fungsi gereja. Mereka beranggapan ini adalah 'Perang Jihad', perang suci untuk menyelamatkan agama dan maruah Islam.

Dalam Undang-Undang Syariah Islam sebagaimana Sunnah Rasulullah, perempuan Islam berumur 13 tahun dibenarkan berkahwin. Tambahan pula saiz tubuh Natrah / Bertha Hertogh besar. Suaminya pula Mansor Adabi seorang guru berusia 22 tahun. Bapa angkat Mansor Adabi ialah M.A.Majid seorang India Muslim. Mereka dinikah gantung, iaitu mereka dinikah dan sah bermalam tetapi majlis jamuan perkahwinan dibuat pada satu masa lain yang sesuai.

Tujuan pernikahan ini dengan andaian untuk menyelamatkan Natrah daripada dibicarakan semula di Singapura. Tetapi perkahwinan ini menjadi 'disadvantage' kerana Undang-Undang Belanda / British tidak membenarkan perempuan bawah 18 tahun berkahwin.

Pihak berkuasa British tidak memberi fokus kepada sensitiviti agama dalam masyarakat majmuk. Natrah yang telah berugama Islam dan amat disayangi oleh Che Aminah telah diletakkan di sebuah tempat berhampiran sebuah gereja.

Turut terlibat

Karim Ghani ditahan oleh polis dibawah Akta Keselamatan Dalam Negeri. 'Nadra Appeal Committe' ditubuhkan di Singapura. * Ogos 1951 - Sept. 1952 - Profesor Dr. Burhanuddin al-Helmy, presiden Parti Islam SeMalaya (PAS) ditahan di Pulau Sekijang, Singapura kerana dituduh menjadi dalang dan pembakar semangat rusuhan ini.

Profesor Dr. Ahmad Ibrahim menjadi peguam bela kes Natrah ini di Mahkamah Sivil Singapura.

MA. Majid seorang India Muslim menjadi sumber kewangan untuk perbicaraan.

Kronologi

* 1937 24 Mac Natrah dilahirkan di Tjimahi ,Jawa , Indonesia dengan nama Bertha Hertogh atau Maria Huberdina Hertogh

* Disember 1942 Bertha Hertogh diserahkan untuk dipelihara kepada Che Aminah Mohamad.Usia Natrah ketika itu 5 tahun. Ibunya Adeline dan neneknya Nor Louisenya menyerahkan Bertha dan Benny kepada Che Aminah tanpa pengetahuan bapanya Sarjan Adrianus Petrus Hertogh kerana telah ditawan tentera Jepun.

* Che Aminah Mohamad atau Mak Minah seorang peniaga kain di Jawa yang berasal dari Kemaman , Terengganu . Menurut keterangan Natrah, Che Aminah bukan Babu atau pembantu rumah. Maria Hertogh diberi nama Natrah dan hidup dalam suasana dan pendidikan Islam.

* 15 November 1945 Che Aminah membawa Natrah balik ke Kampung Banggol, Kemaman , Terengganu melalui Singapura kerana orang Indonesia ketika itu meluap-luap membenci orang kulit putih yang dianggap bangsa penjajah.

* 1954 Bapa Natrah, Sarjan Hertogh dibebaskan selepas Hiroshima dan Nagasaki dibom dengan bom atom oleh Amerika. Dia balik ke Bandung ,Jawa dan mencari anaknya Natrah. Adeline dan Hertogh balik ke Belanda tanpa menemui Natrah. Usaha mencari diteruskan melalui teman-teman dan pegawai kerajaan Inggeris dan Belanda.

* September 1949 Natrah ditemui oleh Arthur Locke , Penasihat British di Terengganu sewaktu pertunjukan senaman di padang Sekolah Perempuan Melayu Chukai.

* 19 Ogos 1949 polis Semarang memberitahu Andrianus, Natrah berada di Kemaman.

* 12 April 1950 Che Aminah membawa Natrah ke Singapura atas perancangan dan muslihat Sarjan Hertogh.

* 22 Mei 1950 Ketua Hakim Mahkamah mengarahkan Natrah diletakkan di bawah Jabatan Kebajikan Masyarakat,Singapura

* 24 April 1950 Natrah dihantar ke Girls Homecraft Centre , York Hill,Singapura

* 28 April Che Aminah membuat rayuan untuk mendapatkan balik hak penjagaan terhadap Natrah melalui peguambela Encik Ahmad Ibrahim daripada syarikat peguam S.C. Goho & Co.

* 19 Mei 1950 peguambela Encik Ahmad Ibrahim menghujah di mahkamah bahawa Che Aminah Mohamad berhak menjadi penjaga Natrah. Profesor Dr. Ahmad Ibrahim menjadi protaganis dan antara tokoh yang amat dihormati dalam kes Natrah di Singapura .

* 28 Julai 1950 Che Aminah menang kes rayuannya. Natrah dikeluarkan daripada York Hill

* 1 Ogos 1952 kerana takut peristiwa berulang ,Natrah dikahwinkan dengan Cikgu Mansor Adabi secara nikah gantung di rumah bapa angkat Mansor Adabi iaitu En. M.A.Majid di 139, Seranggoon Road, Singapura. Ketika ini Natrah berusia 13 tahun tetapi susuk tubuhnya besar. Usia Mansor Adabi 22 tahun. Dalam Undang-Undang Syariah Islam ,perempuan umur 13 tahun dibenarkan kahwin sebagaimana isteri Nabi Muhamad , Siti Aisyah.

* 2 Disember 1950 Ketua Hakim megeluarkan perintah yang ketiga untuk didengar di mahkamah tentang kesahihan perkahwinan dan hak penjagaan Natrah.Mengikut undang-undang Belanda , seorang anak yang berusia 16 tahun ke bawah, bapanya berhak menentukan kehidupannya. Pendakwa berhujah sama ada Natrah berhak dikahwinkan dan terus menganut agama Islam ataupun tidak. Mahkamah memutuskan , selagi tidak mencapai umur 18 tahun ke atas, hanya penjaga yang berhak ke atasnya. Mahkamah tidak menyebut ibubapa tetapi penjaga. Tiba-tiba daripada isu agama bertukar bertukar kepada isu jagaan.

* Dalam kes Natrah ini , mahkamah mengakui Natrah secara rela tanpa dipaksa oleh sesiapa hendak meneruskan kehidupan sebagai seorang muslim. Mahkamah mengatakan pula, siapa yang boleh menafikan hak Natrah daripada didedahkan kepada agama Kristian ? Bapanya lebih berhak ke atasnya.

<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Pesta Assam @ Pesta Rogol


Kegiatan Rogol Merupakan Upacara keagamaan

Suatu Tradisi Yang Telah Menjadi Amalan di India Sejak Beribu Tahun dahulu...
Klu ada Maklumat Sharelah Supaya kita boleh panjangkan Thread ni..trutama bab asal usul budaya Giler ni

"Kami rogol syaitan jahat daripada gadis-gadis, jika tidak mereka akan menipu kita dan kita akan dipaksa untuk membunuh mereka. Oleh itu adalah kewajipan semua orang. "

Tiap-tiap gadis berusia 7-16 yang belum berkahwin mempunyai peluang untuk melarikan diri atau membiarkan diri dirogol.

Pesta Assam bermula pada tahun 43 Sebelum Masihi apabila Baalkrishan Tamil Nadu dirogol oleh orang di kampungnya di Doomdooma. Baalkrishan Tamil Nadu diingati setiap tahun melalui festival ini. Lelaki yang berjaya merogol paling banyak gadis akan diberikan trofi yang bernama "Baalkrishan ".

Harikrishna Majumdar, 24 tahun, memberitahu pemberita bahawa beliau telah berlatih sepanjang tahun untuk acara ini. "Saya akan mendapatkan mangsa rogol paling banyak tahun ini. Saya telah berlatih sepanjang tahun. Saya rogol adik saya dan rakan-rakan beliau setiap hari. Saya akan menjadi superstar rogol nombor satu! Saya pasti akan mendapat hadiah 'Baalkrishan' tahun ini! "

Jaitashri Majumdar, 12 tahun memberitahu pemberita bahawa dia hampir berjaya melalui perayaan tahun lepas tanpa dapat dirogol. Saya hampir sampai ke ' zon bebas rogol ' di pinggir bandar, tetapi pada saat-saat akhir 9 lelaki melompat ke atas saya dan merogol saya.

Nasib baik saya sudah pulih sekarang dan dapat mengambil bahagian dalam acara tahun ini, jika tidak, saya akan dihukum mati secara rejam . " - nationalreport.net

Walau bagaimanapun sebuah website lain iaitu manipurupdate.com menafikan kebenaran artikel berkenaan. Dengan bersumberkan Times Of India, penulis website berkenaan melaporkan bahawa Polis Assam memfailkan saman terhadap "nationalreport.net" kerana laporan bertajuk " The Assam Rape Festival In India Begins This Week".
Siasatan akan dikendalikan oleh CID, unit jenayah siber India.-- Agensi

<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Kenali Petua Dan Pantang Melayu Sarawak


Komuniti Melayu Sarawak merupakan antara komuniti etnik di Sarawak Bumi Kenyalang dan seperti masyarakat etnik yang lain, masyarakat Melayu Sarawak juga mempunyai beberapa kepercayaan serta amalan yang diperwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain sejak berkurun lamanya. Ianya adalah salah satu peraturan sosial yang dikongsi di dalam penghidupan bermasyarakat yang tetap mengamalkan toleransi kaum dan agama. Mungkin sebelum kedatangan agama Islam pantang larang dan petua ini kebanyakannya berdasarkan kepada jampi serapah namun selepas ramai komuniti melayu Sarawak yang peka pada agama Islam maka ianya telahpun berpaksi kepada ajaran dan kalam Allah iaitu ayat-ayat di dalam kitab suci Al-Quran. Untuk artikel pada kali ini, Borneo Oracle akan memaparkan beberapa petua-petua serta pantang larang yang masih diamalkan oleh komuniti Melayu Sarawak sebagai satu cabang pengetahuan kita bersama.

Perubatan

Dalam petua yang melibatkan perubatan, didapati bahawa pengamal petua tradisional memanfaatkan bahan-bahan semula jadi yang ada di sekelilingnya kerana ianya mudah didapati dan tidak memerlukan kos yang tinggi. Tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan untuk masakan yang tertentu juga digunakan secara meluas dalam amalan petua tradisional. Misalnya, untuk mengubati kanak-kanak sakit perut dan menangis, masyarakat Melayu Sarawak mengambil bawang merah tunggal (bawang merah yang berbentuk bulat dan tidak berkembar) dan memicitnya dicelah-celah ibu jari dengan jari kaki kanan, atau dipicit dan diletakkan diperut dan diubun-ubun kepala kanak-kanak tersebut. Petua ini dilakukan dengan iringan selawat ke atas nabi Muhammad dan bacaan Bismillah. Amalan petua ini sangat dipercayai keberkesanannya dan masih diamalkan pada hari ini kerana keyakinan terhadap khasiat bawang merah tersebut, yakni sebagai suatu ikhtiar penyembuhan, di samping keyakinan terhadap Tuhan yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit.

Selain itu, terdapat juga penggunaan sirih dan pinang dalam perubatan Melayu kerana kedua-dua elemen semula jadi ini amat penting dan dekat dengan alam dan budaya Melayu. Kepentingan ini juga diperjelas melalui penggunaan sirih amat sebati dalam kehidupan, banyak digunakandalam bidang pengubatan dan adat resam Melayu sehingga dikenali sebagai daun budi dan daun diplomasi, sementara pinang turut mempunyai maksud yang tersendiri. Bagi masyarakat Melayu, daun sirih biasanya akan dipanaskan pada api, lalu diletakkan di perut bayi dengan tujuan membuang angin atau menyembuhkan kembung perut. Contoh ini secara jelas menampakkan bahawa kaum in memanfaatkan sirih dalam bidang pengubatan tradisional. Sungguhpun bersifat tradisional, penggunaan sirih dalam perubatan dinyatakan sangat relevan hingga kini kerana kemujarabannya. Hal ini demikian kerana sirih mempunyai hubungan yang dekat dengan alam Nusantara dan kemujarabannya dalam penyembuhan penyakit sangat dipercayai oleh masyarakat setempat.

Terdapat juga petua perubatan untuk ibu selepas bersalin yang menggunakan halia. Dalam hal ini, masyarakat Melayu Sarawak mempercayai bahawa halia dapat memanaskan dan menyegarkan tubuh badan selepas bersalin, iaitu semasa ibu masih berpantang. Masyarakat Melayu Sarawak dahulu dan sekarang akan memasak halia dan meminum airnya. Sepanjang tempoh berpantang, amalan menggunakan halia, baik sebagai minuman atau kegunaan luaran akan diteruskan dan kesannya diyakini amat berguna kepada pengamalnya.

Masyarakat Melayu Sarawak juga mengamalkan ‘berdiang’ selepas bersalin. Amalan petua tradisional ini dilakukan dengan membuat unggun api dan wanita yang berpantang tersebut akan duduk berhampiran dengan unggun api tersebut untuk memanaskan badan. Selain itu, petua ini juga dipercayai dapat melancarkan peredaran darah di dalam tubuh. Amalan berdiang ini pada asasnya tidak mempunyai tempoh tertentu yang perlu dipatuhi kerana amalan ini bergantung kepada individu terbabit. Sungguhpun demikian, biasanya wanita Melayu akan berdiang selama empat puluh hari, bergantung kepada kepercayaan tradisi generasi sebelumnya yang diwarisi. Walau bagaimanapun, amalan berdiang ini amat jarang dilakukan pada zaman sekarang, dan boleh dikatakan tidak lagi dikekalkan kerana perubahan cara hidup dan faktor kemodenan semasa, selain terdapat banyak kaedah perubatan selepas bersalin yang lebih ringkas, cepat dan mudah.

Masyarakat Melayu tradisional Sarawak juga mengamalkan ‘conteng’ apabila sakit perut, pening atau demam. ‘Conteng’ merupakan lakaran berbentuk swastika diikuti dengan doa atau selawat ke atas nabi. Amalan ini dilakukan kerana kepercayaan masyarakat, kononnya terdapat jembalang yang akan menganggu individu, khususnya anak-anak kecil. Amalan ‘conteng’ banyak dilakukan pada tahun-tahun 1960-an. Pada tahun-tahun selepasnya, petua ini kurang lagi diamalkan.

Wanita dan Kecantikan

Selain petua perubatan, petua persediaan untuk pengantin secara khususnya pula melibatkan bahan-bahan semula jadi untuk pelbagai tujuan dan manfaat kesihatan serta kecantikan. Misalnya, beras pulut, kunyit, daun pandan dan bunga tanjung akan ditumbuk dan seterusnya dikasei (dilumur) pada seluruh badan selama tujuh hari. Selain dapat menghaluskan dan melembutkan kulit, amalan ini dipercayai dapat menaikkan seri muka pengantin. Untuk menaikkan seri wajah juga, pengantin perlu minum air campuran kunyit dengan sedikit gula. Amalan petua tradisional ini sangat penting dilakukan untuk memastikan bakal pengantin kelihatan sihat, bersih dan berseri semasa persandingannya. Terdapat satu doa yang mengkhusus untuk ini yang kebiasaannya dibacakan oleh Mak Andam yang berpengalaman antara bait-bait doa tersebut seperti berikut:

"Bismillahirrahmanirrahim
Induk kunyit, induk melati
Ditanam Allah belakang bumi
Muka berseri-seri
Seperti anak Rasulullah yang menjadi
Seri naik ke dahi
Cahaya naik ke muka
Bendang naik ke belakang
Ya Allah, Ya Allah
Kukuhkan Allah
Berkat ku makei doa Rasulullah"

Dalam hal petua dan pantang larang berkaitan wanita , wanita Melayu Sarawak juga mempunyai beberapa pantang larang yang tidak harus dilakukan terutamanya kepada yang masih belum berpunya. Antaranya adalah;

1. Tidak digalakkan duduk di muka pintu. Sekiranya berbuat demikian, wanita tersebut akan lambat bertemu jodohnya.

2. Tidak digalakkan menyanyi di dapur. Menurut kepercayaan orang-orang tua, wanita yang selalu menyanyi di dapur akan mendapat suami yang tua.

3. Tidak digalakkan bangun tidur apabila matahari sudah meninggi kerana menurut kepercayaan orangtua wanita itu akan cepat tua dari usianya.

Pada zaman sekarang, terdapat masyarakat Melayu yang masih mempercayai kedua-dua pantang larang ini dan mencuba mengelakkan diri daripada melakukannya. Namun, pada masa yang sama, terdapat juga sesetengah individu dalam masyarakat ini yang lebih bersikap terbuka dan kurang prihatin akan kewujudan pantang larang tradisional yang dianggap agak ketinggalan zaman.

Pengantin

Dalam masyarakat Melayu tradisional Sarawak, sudah menjadi kelaziman pasangan pengantin akan bertandang ke rumah keluarga terdekat mereka khususnya selepas majlis perkahwinan dilangsungkan. Bagi pengantin yang baru pertamakali bertandang, mereka perlu diberikan tepung tawar atau dipanggil ‘pupur’ (bedak biasa) dan minyak wangi. Untuk tujuan ini, tuan rumah keluarga terdekat akan merenjis tepung tawar sambil berdoa agar pengantin diberikan kebahagiaan hingga ke akhir hayat. Sekiranya amalan ini tidak dilaksanakan, keadaan tersebut dikatakan akan ‘tunggal haus’, yakni menyebabkan sesuatu tidak baik akan berlaku kepada tuan rumah atau pengantin itu sendiri. Pengantin yang baru berkahwin pula tidak dibenarkan keluar melintas ‘seberang laut’ dalam tempoh seminggu perkahwinan. Konsep ‘seberang laut’ ini merujuk kepada apa-apa juga perlakuan yang pergi ke sesuatu tempat melalui sungai mahupun laut. Tujuan petua ini adalah untuk mengelakkan sebarang kejadian buruk pada ketika baru melangsungkan perkahwinan.

Mengandung dan Bayi

Terdapat juga petua dan pantang larang untuk mendapat anak yang baik perangainya, iaitu apabila seseorang itu mengandung, individu tersebut tidak boleh duduk di kepala tangga. Dikatakan bahawa sekiranya si ibu berbuat demikian akan menyebabkan anaknya mengikut perangai ibunya yang buruk Petua ini memiliki aspek nilai yang tinggi, iaitu seseorang ibu yang mengandung tidak boleh duduk di tangga, yakni satu tempat yang boleh membahayakannya, sebaliknya duduk di kawasan yang lain, yang lebih selamat dan selesa.

Bagi menyambut anak kelahiran pertama, anak tersebut akan diberikan tepung tawar oleh tuan rumah yang dikunjungi. Kaki anaknya akan diletakkan di dalam buyung beras, sambil berdoa agar besar menjadi orang yang berguna, kemudian dimandikan. Selain itu, disediakan juga beras, pinang, sirih, kapur dan sedikit duit di dalam pinggan. Beras misalnya akan dapat dijadikan bubur, sirih dijadikan bahan untuk ‘bertapal’, manakala pinang dan kapur misalnya dapat ‘disembur’ ke perut atau dahi sekiranya dimasuki angin atau jika bayi ‘terkejut’. Bahan-bahan tersebut dirujuk sebagai ‘lapik kaki’ yang disediakan oleh tuan rumah apabila menerima kehadiran bayi sulung. Petua ini dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesihatan bayi secara keseluruhan agar bayi tersebut selamat dan terhindar daripada sebarang hal yang buruk.

Keselamatan Diri

Masyarakat Melayu Sarawak seperti juga masyarakat etnik yang lain amnya mempercayai perkara-perkara yang kebetulan berlaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai perkara yang perlu diberi perhatian dan sekiranya diabaikan, sesuatu hal yang tidak elok mungkin akan berlaku. Fenomena ‘kebetulan’ yang mungkin kerap terjadi pada akhirnya memungkinkan wujudnya keyakinan dan kepercayaan terhadap kebenaran hal-hal tersebut. Justeru, wujudlah petua-petua dan pantang larang yang perlu diamalkan sebagai panduan kehidupan untuk menjaga keselamatan diri agar tidak ditimpa sebarang bencana. Antara petua bagi keselamatan diri adalah:

1. Apabila ingin masuk ke dalam hutan, sama ada untuk mencari hasil hutan, berburu dan sebagainya. Akan diambil sedikit tanah dan diletakkan di dahi supaya tidak ‘diganggu’ oleh kuasa jahat atau binatang-binatang apabila berada di dalam hutan. Petua ini disertakan dengan memberi salam, selawat ke atas nabi Muhammad dan bacaan alFatihah.

2. Amalan meletakkan daun di telinga perlu dilakukan apabila terdapatnya hujan panas. Menurut golongan ini, apabila daun diletakkan di telinga, dipercayai makhluk halus tidak akan mengganggu mereka kerana barangsiapa yang meletakkan rumput ditelinga akan kelihatan seperti semak samun yang menghijau.

3. Dalam hal kempunan apabila dalam sesebuah keluarga sedang makan dan terdapat salah seorang ahli keluarganya tidak ada bersama, si ibu akan meninggalkan lauk untuk si anak yang tidak ada. Maka si ibu akan berkata, “lauk ini akan ditinggalkan untuk ‘ular’”. Si ibu tidak boleh menyebut nama anak yang belum makan itu kerana ia akan menyebabkan si anak nanti boleh terkena kempunan.

4. Terdapat juga petua keselamatan diri berkaitan hal-hal makhluk halus yang wujud di dunia ini. Misalnya, terdapat polong yang berupa sejenis telur dan bersayap, terbang pada waktu malam khususnya malam Jumaat. Polong biasanya dibuat untuk mendatangkan kesakitan kepada subjek sasarannya. Polong dibuat oleh bomoh yang pakar dalam ilmu hitam. Apabila polong jatuh ke rumah seseorang yang dijadikan sasaran, maka seseorang itu akan jatuh sakit. Polong juga dipercayai boleh mendatangkan mudarat kepada sesiapa yang melihat polong itu jatuh. Dalam amalan petua orang Melayu Sarawak, apabila melihat polong terbang, maka segerakan berteriak “Polong Sik Berinduk” (Polong Tak Bertuan). Teriakan tersebut dipercayai akan menyebabkan polong itu pecah dan tidak terkena kepada apa-apa sasaran.

Bercucuk Tanam

Masyarakat Melayu mempercayai bahawa untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik, petua semasa bercucuk tanam perlu diamalkan. Dalam hal ini, individu yang ingin menanam pokok sirih misalnya, perlu memicit tanah sambil berselawat ke atas nabi Muhammad.

Terdapat juga sesetengah keluarga Melayu di Sarawak mempunyai pantang larang apabila menanam sesuatu tumbuhan. Misalnya, terdapat sesebuah keluarga mempunyai pantang menanam halia. Sekiranya ditanam juga, ahli keluarganya akan meninggal dunia dalam keadaan yang tidak dijangka.

Begitu juga halnya menanam pohon ciku, kerana terdapat juga keluarga ditegah menanam ciku kerana akan menyebabkan kematian ahli keluarganya

**Inilah sekelumit perkongsian tentang petua dan pantang larang di dalam masyarakat Melayu Sarawak yang besar kemungkinan ada banyak lagi yang tidak dicatatkan. Walau bagaimanapun, banyak petua dan pantang larang ini sebenarnya mempunyai beberapa maksud yang tersirat di sebalik yang tersurat sebagai pemanis bicara orang tua kita dulu-dulu. Dan sesuai dengan sunnah agama kebanyakan daripada petua dan pantang larang ini sebenarnya sudahpun diadaptasi dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran agar kita sentiasa memohon segala pertolongan daripada Allah Yang Maha Berkuasa dan Pemurah.**
<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>