Harta Karun Yamashita

Emas Yamashita atau Harta Yamashita, adalah nama yang diberikan untuk harta yang dijarah oleh pasukan Jepang pada Perang Dunia II dan tersembunyi di gua-gua, terowongan dan kompleks bawah tanah di Filipina. Meskipun harta tetap tersembunyi di Filipina telah memikat pemburu harta dari seluruh dunia selama lebih dari lima puluh tahun, keberadaannya masih diperdebatkan.
Yang Menonjol di antara orang-orang yang berdebat untuk keberadaan emas Yamashita adalah Sterling Seagrave dan Peggy Seagrave, yang telah menulis dua buku yang berkaitan dengan subjek: The Yamato Dynasty: the Secret History of Japan's Imperial Family (2000) dan Gold Warriors: America's Secret Recovery of Yamashita's Gold ( (2003). Seagraves berpendapat penjarahan yang diselenggarakan pada skala besar, oleh kedua gangster yakuza seperti Yoshio Kodama, dan tingkat tertinggi dari masyarakat Jepang, termasuk Kaisar Hirohito. Seagraves menyatakan bahwa Hirohito menunjuk saudaranya, Pangeran Yasuhito Chichibu, untuk memimpin sebuah organisasi rahasia yang disebut Kin no yuri ("Golden Lily"), untuk tujuan ini. Hal ini diakui bahwa banyak dari mereka yang tahu lokasi jarahan terbunuh selama perang, atau kemudian diadili oleh Sekutu atas kejahatan perang dan dieksekusi atau dipenjara. Yamashita sendiri dieksekusi karena kejahatan perang pada tanggal 23 Februari 1946.

Tomoyuki Yamashita


Prince Yasuhito Chichibu

Menurut berbagai laporan, penjarahan awalnya terkonsentrasi di Singapura, dan kemudian diangkut ke Filipina.
Banyak orang dan konsorsium, baik Filipina maupun asing, terus mencari situs harta karun.

Saat ini, the Mines & Geosciences Bureau of the Department of Natural Resources adalah lembaga pemerintah yang memberikan izin harta karun.
Profesor Universitas Filipina Rico Jose telah mempertanyakan teori bahwa harta dari daratan Asia Tenggara diangkut ke Filipina: "By 1943 the Japanese were no longer in control of the seas... It doesn't make sense to bring in something that valuable here when you know it's going to be lost to the Americans anyway. The more rational thing would have been to send it to Taiwan or China."
Ketua Lembaga Sejarah Nasional Filipina dan sejarawan Ambeth Ocampo berkomentar: "Two of the wealth myths I usually encounter are the Yamashita treasure and gossip that the Cojuangco fortune was founded on a bag of money…"
Ocampo juga mengatakan: "For the past 50 years many people, both Filipinos and foreigners, have spent their time, money and energy in search of Yamashita's elusive treasure."Profesor Ocampo mencatat "What makes me wonder is that for the past 50 years, despite all the treasure hunters, their maps, oral testimony and sophisticated metal detectors, nobody has found a thing."

Roxas mengklaim bahwa di Baguio City pada tahun 1961 ia bertemu putra seorang mantan anggota tentara Jepang yang dipetakan baginya lokasi Yamashita Treasure legendaris. Roxas mengklaim bahwa dalam beberapa tahun berikutnya ia membentuk sebuah kelompok untuk mencari harta itu. Pada tahun 1971, Roxas mengklaim, dia dan kelompoknya menemukan sebuah ruang tertutup di lahan negara dekat Baguio City di mana ia menemukan bayonet, pedang samurai, radio, dan rangka masih mengenakan seragam militer Jepang. Juga ditemukan pula di ruangan itu, Roxas mengklaim terdapat patung Buddha tinggi 3 kaki (0,91 m) berwarna emas dan peti ditumpuk banyak yang memenuhi area sekitar 6 kaki x 6 kaki x 35 kaki. Ia mengaku ia membuka hanya salah satu kotak, dan menemukan itu dikemas dengan emas batangan. Ia mengatakan ia mengambil dari ruang Sang Buddha emas, yang diperkirakan beratnya 1.000 kg, dan satu kotak dengan 24 emas batangan, dan menyembunyikan mereka di rumahnya. Dia mengaku ia menyegel kembali ruang tersebut untuk disimpan sampai dia bisa mengatur kotak yang tersisa, yang diduga juga diisi dengan emas batangan. Roxas mengatakan dia menjual tujuh dari emas batangan dari kotak yang dibuka, dan mencari pembeli potensial untuk Buddha emas.

Kesimpulannya adalah Roxas telah menemukan harta karun, dan meskipun pengadilan negara bagian Hawaii tidak menentukan apakah ini harta karun emas asli legendaris Yamashita.

<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Kisah Kematian Bruce Lee & Kipas Nandung


Pada tahun 1973, Mahaguru Dato' Meor Abdul Rahman telah keluar negara untuk melawat saudaranya yang menetap di England. Pemergian beliau ditemani oleh Dato' Syed Ahmad Jamalullail, seorang saudaranya. Dalam perjalanan pulang ke tanahair, pesawat yang mereka naiki telah singgah sebentar di lapangan terbang di Hong Kong. Ketika menunggu penerbangan berikutnya, beliau telah disapa oleh Bruce Lee, pakar Kung Fu dan seni bela diri Jeet Kune Do.

Bruce Lee telah mendapat tahu bahawa Mahaguru Silat Seni Gayong, Meor Abdul Rahman telah berada di Hong Kong. Setelah memperkenalkan dirinya sebagai Bruce Lee, si Raja Kung Fu, Bruce Lee telah mencabar Dato' Meor Abdul Rahman agar bertarung dengannya. Beliau ingin melihat sejauh mana hebatnya seni mempertahankan diri milik orang Melayu yang dinamakan silat itu. Bruce Lee dengan angkuhnya berkata jika Meor Abdul Rahman menang dalam pertarungan itu, silat Meor Abdul Rahman adalah yang terbaik, TETAPI jika Bruce Lee pula yang memenangi perlawanan itu, Seni Jeet Kune Do ciptaannya adalah yang terbaik di dunia.


Dato' Meor Abdul Rahman bin Uda Mohd Hashim​

Kehebatan Dato' Meor Abdul Rahman rupa-rupanya telah sampai ke pengetahuan Bruce Lee. Sebelum daripada itu, pada tahun 1972, serombongan pakar-pakar Kung Fu Hong Kong telah datang ke Malaysia untuk mencari tokoh-tokoh seni beladiri yang dapat bertarung dengan Bruce Lee. Rombongan pakar Kung Fu ini telah berjumpa dengan Dato' Meor Abdul Rahman di Taiping. Dalam pertemuan tersebut, mereka telah mencabar Dato' Meor Abdul Rahman untuk menunjukkan kebolehan beliau.


Dato' Meor Abdul Rahman telah menangkap serta mengunci kesemua enam orang ahli-ahli Kung Fu tersebut. Kemudian, Dato' Meor telah menyuruh ahli-ahli Kung Fu tersebut bertemu dengan murid kanannya pula iaitu Cikgu Ahmad bin Lazim. Memandangkan Bruce Lee masih muda dan mentah, Dato' Meor Abdul Rahman telah menasihati Bruce Lee agar melupakan sahaja niatnya hendak mencuba beliau. Namun, Bruce Lee tetap berdegil juga. Oleh kerana Bruce Lee terus mendesak, maka Dato' Meor Abdul Rahman akhirnya menyahut juga cabaran daripada Bruce Lee tersebut.


Untuk mengelakkan keadaan daripada menjadi gempar, Bruce Lee dan Dato' Meor Abdul Rahman dengan ditemani oleh beberapa orang menuju masuk ke dalam bilik tetamu di lapangan terbang tersebut. Sebaik sahaja melihat Dato' Meor Abdul Rahman telah bersedia, Bruce Lee pun dengan kepantasan serangan kakinya pun mula mengasak.

Setelah beberapa serangan berjaya dielak, akhirnya Dato' Meor Abdul Rahman tiada pilihan lain melainkan bertindak balas dengan melepaskan satu pukulan tangan(Kipas Nandung) yang tepat mengenai rusuk Bruce Lee. Pukulan tangan Dato' Meor Abdul Rahman yang nyata berbisa telah menyebabkan Bruce Lee jatuh tersungkur dan menggelupur kesakitan. Kerana belas kasihan ke atas Bruce Lee, Dato' Meor Abdul Rahman pun menawarkan bisa pukulannya ke atas Bruce Lee menggunakan air yang didoakan dan disapu ke kawasan sakit tersebut. Setelah Bruce Lee pulih daripada kesan pukulan Dato' Meor Abdul Rahman tersebut, akhirnya Bruce Lee dengan rendah diri, mengakui kehebatan Dato' Meor Abdul Rahman dan ilmu silat yang dimilikinya.




Tidak lama selepas peristiwa pertarungan Bruce Lee dengan Dato' Meor Abdul Rahman ini, Bruce Lee dilaporkan telah meninggal dunia di Hong Kong akibat penyakit misteri.(Menurut Daniel Inosanto, murid kanan Bruce Lee, di hari-hari terakhir Bruce Lee sebelum beliau ditemui mati, Bruce Lee giat mengkaji tentang Seni Silat Melayu. Kini tugas Bruce Lee disambung oleh Daniel Inosanto, sebagai satu-satunya pewaris JKD yang ditauliahkan oleh Bruce Lee. Daniel Inosanto telah memasukkan Silat sebagai sebahagian daripada mata pelajaran Jeet Kune Do nya.)

Dia bertarung dgn Dicky Zulkarnaen (pelakon Indonesia yg top sekitar awal 80-an).. Dicky ni bertarung dgn Bruce Lee atas alasan sama-sama artis dlm seni bela diri.. Ketika bertarungan Bruce Lee menggunakan 100% kekuatan tendangannya kepada rusuk Dicky. Akibatnya Dicky secara tak sengaja melepaskan tenaga cakranya ke dada Bruce Lee , lalu Bruce Lee jatuh.

[ BEBERAPA HARI SEBELUM KEMATIAN ]

Sudah tentu, sekuat mana pun seseorang itu, satu hari dia pasti akan menemui ajalnya. Menurut berita - berita dan sumber di Internet, media masa dan media cetak, beliau meninggal kerana satu penyakit. Beliau pengsan ketika sedang buat 'dubbing' untuk filem Enter The Dragon. Kemudian, beliau dapat disembuhkan daripada penyakit tu dengan bantuan seorang doktor.

[ BEBERAPA JAM SEBELUM KEMATIAN ]

Pada 20 Julai 1973, Bruce Lee pergi ke makan malam bersama dengan George Lazenby, aktor James Bond yang popular pada masa itu.

[ BEBERAPA MINIT SEBELUM KEMATIAN ]

Kemudian, jadualnya begitu sibuk . Pada petangnya, dia merasa sakit kepala lalu menggunakan ubat analgesic (painkiller) dan equagesic (yg mengandungi aspirin dan muscle relexant ). Jadi, lebih kurang pukul 7.30 pm, dia pun berehat dan tidur. Tetapi, selepas dia tidak turun makan malam, Chow datang ke apartmentnya dan mengejutkan Lee tapi sayang, Lee tidak bangun. Seorang doktor cuba untuk menyedarkannya sebelum Lee dihantar ke Queen ElizabethHospital. Tetapi, Lee sudah pon meninggal sebelum sampai di hospital.
<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Orang Yang Membangkitkan Jihad Di Abad 20 - Abdullah Azzam


Abdullah Azzam dilahirkan di sebuah kampung di Utara Palestin yang dikenali sebagai Selat al-Harithia di daerah Genine pada tahun 1941. Bapanya bernama Mustaffa yang meninggal dunia setahun selepas pembunuhan anaknya. Ibunya pula bernama Zakia Saleh yang meninggal dunia setahun sebelum Sheikh Abdullah Azzam dibunuh. Ibunya dikebumikan di kem Pabi.

Beliau dari keluarga yang baik latar-belakang keagamaannya. Keluarga beliau gembira mempunyai anak lelaki, Abdullah Yusuf Azzam, yang istimewa di kalangan kanak-kanak lain dan mula menyebarkan dakwah pada usia yang muda. Rakan-rakan beliau mengenali beliau sebagai seorang yang warak. Beliau menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan pada usia muda. Guru-guru beliau melihat keistimewaan ini sejak beliau di bangku sekolah lagi. Beliau menyertai al-Ikhwan-ul-Muslimin sebelum mencapai usia baligh.

Sheikh Abdullah Azzam telah dikenali kerana ketabahan dan sifat beliau yang serius sejak beliau masih kecil lagi. Beliau menerima pendidikan awal peringkat sekolah rendah dan menengah di kampung beliau sebelum menyambung pelajaran beliau di Kolej Pertanian Khadorri sehingga ke peringkat Diploma. Walaupun beliau merupakan pelajar termuda di kalangan rakan-rakan beliau, beliau merupakan yang paling pandai dan bijak. Setelah menamatkan pengajian di Kolej Khadorri beliau bekerja sebagai seorang guru di sebuah kampung bernama Adder di Selatan Jordan. Kemudian beliau menyambung pengajian di Kolej Shariah di Universiti Damascus sehingga memperolehi Ijazah B.A. dalam Shariah pada 1966. Selepas pihak Yahudi menawan Tebing Barat pada tahun 1967, Sheikh Abdullah Azzam berhijrah ke Jordan, kerana beliau tidak mahu tinggal di bawah penjajahan Yahudi di Palestin. Pengalaman melihat kereta-kereta kebal Israel bergerak masuk ke Tebing Barat tanpa apa-apa tentangan meningkatkan azam beliau untuk berhijrah bagi mendapatkan kemahiran yang diperlukan untuk berperang.

Pada lewat 1960-an beliau menyertai Jihad menentang penjajahan Israel di Palestin dari Jordan. Pada ketika itu juga beliau menerima Ijazah Masters di dalam bidang Shariah dari Unversiti al-Azhar. Pada tahun 1970 sesudah Jihad terhenti kerana kekuatan PLO dipaksa keluar dari Jordan, beliau menjadi seorang pensyarah di Universiti Jordanian di Amman. Pada tahun 1971 beliau dianugerahkan biasiswa ke Universiti al-Azhar di Kaherah di mana beliau memperolehi Ijazah Kedoktoran di dalam bidang Ussul al-Fiqh pada 1973. Ketika di Mesir beliau telah berkenalan dengan keluarga Syed Qutb.

Pada tahun 1979 beliau meniggalkan universiti tersebut lantas berpindah ke Pakistan untuk hampir dengan Jihad di Afghanistan. Di sana juga beliau mengenali pemimpin-pemimpin Jihad. Semasa mula-mula tiba ti Pakistan beliau telah dilantik sebagai pensyarah di Universiti Islam Antarabangsa di Islamabad. Selepas beberapa ketika beliau mengambil keputusan untuk berhenti dari tugas universiti untuk menumpukan keseluruhan masa dan tenaga beliau kepada Jihad di Afghanistan.

Abdullah Azzam sangat banyak dipengaruhi oleh Jihad di Afghanistan dan Jihad di Afghanistan juga sangat banyak dipengaruhi oleh beliau sejak beliau menumpukan seluruh masa beliau untuk Jihad. Beliau menjadi seorang yang disegani di arena Jihad Afghanistan disamping para pemimpin Afghan sendiri. Beliau menumpahkan seluruh daya usaha untuk menyebarkan dan memahamkan Jihad di Afghanistan ke seluruh dunia, terutamanya melalui Ummah Islam. Beliau mengubah pandangan umat Islam tentang Jihad di Afghanistan dan menyedarkan bahawa Jihad adalah tuntutan Islam yang dipertanggung-jawabkab pada semua umat Islam di seluruh dunia. Berkat hasil usaha beliau, Allah menjadikan Jihad Afghan satu Jihad universal yang disertai oleh umat Islam dari serata pelosok dunia.

Jihad di Afghanistan telah menjadikan Abdullah Azzam tunggak pergerakan Jihad zaman ini. Melalui usaha beliau menyertai Jihad ini, menyebarkan dan memahamkan Jihad ini, membuang halangan-halangan pada Jihad ini, beliau berperanan penting dalam mengubah pemikiran umat Islam tentang Jihad dan keperluan Ummah ini pada Jihad. Beliau menjadi idola generasi muda yang menyahut seruan Jihad. Beliau sangat menghargai Jihad dan keperluan Ummah ini pada Jihad. Pernah beliau berkata, ‘Aku rasa seperti baru berusia 9 tahun, 7 setengah tahun di Jihad Afghan, 1 setengah tahun di Jihad Palestin dan tahun-tahun yang selebihnya tidak bernilai apa-apa.

Beliau juga melatih keluarga beliau dengan kefahaman dan semangat yang sama. Isteri beliau contohnya, terlibat dengan penjagaan anak-anak yatim dan lain-lain kerja kebajikan di Afghanistan. Beliau sendiri menolak jawatan pensyarah dari beberapa buah universiti sambil berikrar bahawa beliau tidak akan meninggalkan Jihad sehingga beliau gugur Shahid. Beliau juga selalu mengatakan bahawa matlamat utama beliau adalah untuk membebaskan Palestin. Tentu sekali komitmen yang sebegitu tinggi pada Islam menimbulkan keresahan di kalangan musuh-musuh agama ini. Mereka bersekongkol untuk membunuh beliau. Pada tahun 1989, sebuah periuk-api anti kereta-kebal diletakkan di bawah mimbar yang beliau gunakan untuk menyampaikan khutbah Jumaat. Bahan letupan tersebut adalah sangat merbahaya dan sekira meletup akan memusnahkan masjid tersebut bersama-sama dengan segala-gala benda dan para jemaah di dalamnya. Tetapi dengan perlindungan Allah, periuk-api tersebut tidak meletup dan ratusan orang Islam terselamat.

Musuh-musuh Islam ini terus berusaha; Pada hari Jumaat, 24 November 1989 di Peshawar, Pakistan, mereka telah menanam tiga buah bom di sebatang jalan yang sempit. Beliau meletak kereta di kedudukan bom pertama dan kemudian berjalan ke masjid untuk bersolat Jumaat. Beliau telah dibunuh bersama-sama dengan dua orang anak lelakinya, Muhammad dan Ibrahim, beserta dengan anak lelaki al-marhum Sheikh Tamim Adnani (seorang lagi perwira di Afghan) dengan 20kg TNT (Dinamit) yang diletupkan dengan alat kawalan jauh. Selepas letupan yang kuat itu itu orang ramai keluar beramai-ramai dari masjid dan kelihatanlah satu keadaan yang mengerikan. Hanya bahagian kecil dari kereta tersebut yang kelihatan. Anak beliau, Ibrahim, melambung 100 meter; begitu juga dengan dua orang anak-anak lagi. Cebisan mayat mereka berteraburan di atas pokok-pokok dan wayar-wayar elektrik. Sheikh Abdullah Azzam pula, tubuh beliau dijumpai bersandar pada sebuah tembok, dalam keadaan sempurna dan tiada luka atau kecederaan walau sedikitpun melainkan sedikit darah yang mengalir dari bibir beliau. Begitulah tamatnya kehidupan seorang Mujahid di dunia ini dan insha-Allah menyambung pula kehidupannya di sisi Allah.

Beliau dikebumikan di Tanah Perkuburan Shuhada Pabi di mana beliau menyertai ribuan para Shuhada.

<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

China - Raba Payudara Untuk Elak Gangguan Hantu

"Sebagian masyarakat China percaya bahawa ketika seorang wanita single ingin bebas dari gangguan hantu pada bulan ini, mereka harus meminta bantuan lelaki single lainnya untuk menyentuh payudara mereka. "




Menurut kalender Bulan Cina, mulai dari 31 Julai kelmarin kita telah memasuki bulan Hantu, atau disebut juga Bulan Hantu Lapar, bulan ini bukanlah sebuah bulan yang baik menurut mereka, kerana pada bulan ini mereka meyakini arwah-arwah orang yang sudah mati akan bebas bergentayangan di Bumi. Namun mereka meyakini ada satu cara agar para wanita tidak diganggu oleh arwah-arwah ini, iaitu meminta para lelaki menyentuh payudara mereka.

Para warga di kota Ejia, Yunnan yang masih single akan mengikuti Festival Menyentuh Payudara pada hari ke 14, 15 dan 16 pada bulan Hantu ini. Selama tiga hari tersebut, para lelakinya diperbolehkan menyentuh payudara wanita.

Menurut para ahli spiritual setempat, pada bulan ini para arwah orang mati tidak boleh beristirahat dengan tenang kerana mereka belum pernah menyentuh seorang wanita sebelumnya. Mereka menginginkan 10 gadis 'suci dan belum tersentuh' untuk menemanimereka ke dunia kematian. Nah agar para wanita itu tidak menjadi sasaran target, mereka yang berusia 15 tahun keatas akan meminta para lelaki untuk menyentuh payudara mereka.

Kebudayaan ini konon sudah berjalan semenjak Dinasti Sui (Tahun 581 - 619 Masehi), dimana ketika itu banyak pemuda dari suku Yi tewas dalam peperangan. Dari masa itulah, untuk menyenangkan para arwah yang sudah mati namun masih teruna upacara ini mulai secara rutin dilakukan dan diteruskan dari generasi ke generasi.


<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Sejarah Polis Di Malaysia


Zaman Kepolisan Tradisional Melayu

Sistem polis boleh dilihat pada Zaman Kesultanan Melayu Melaka. Ketika ini, peranan, tugas dan tanggungjawab polis digabungkan dengan tugas-tugas ketenteraan. Sultan menjadi pusat kuasa yang mengawal sistem ini, mempunyai kuasa mutlak. Baginda juga menjadi Hakim, Ketua Agama dan Pemerintah Tertinggi Angkatan Tentera serta berkuasa mengubal undang-undang. Undang-undang terpenting pada zaman itu ialah Hukum Kanun Melaka.

Bendahara ialah orang kedua tertinggi selepas baginda Sultan. Beliau berkuasa sebagai Penasihat Sultan, Ketua Pentadbir dan boleh bertindak sebagai Panglima Perang. Tun Perak, yang bergelar Bendahara Paduka Raja pernah memimpin angkatan tentera Melaka untuk berperang.

Melalui petikan Sejarah Melayu, halaman 142-143:

“ Setelah siang hari, maka Sultan Alaudin pun keluar dihadap orang. Maka Bendahara dan segala orang besar-besar dan para menteri, sida-sida, bentara, hulubalang sekaliannya hadir menghadap. Maka titah sultan kepada Seri Maharaja, kerah ia Temenggung, "Adakah kawal semalam?"

Maka sembah Seri Maharaja, "Ada, tuanku." Maka titah sultan, "Kita dengar ada orang mati dibunuh orang, diatas bukit seorang, dibawah bukit seorang, dihujung jambatan seorang, jikalau demikian orang itu, Seri Maharajakah yang membunuhnya?" Maka sembah Seri Maharaja, "Tiada patik tahu, tuanku." Titah sultan, "Sia-sialah kawal Seri Maharaja, tiga orang mati tiada diketahui. Sekarang kita dengar pencuri terlalu ganas dalam negeri ini." Maka sultan pun memerintahkan memanggil Hang Isap, ia pun datang, peti itu pun dibawanya. Maka titah Sultan Alauddin kepada Hang Isap dan Hang Siak, "Apakah pemandangan engkau semalam?" Maka Hang Isap dan Hang Siak pun berceritalah akan segala peri hal ehwal semalam, semua dikatakannya.......

"Semenjak itu kawal Seri Maharaja terlalu keras. Jika bertemu dengan orang di jalan, dibunuhnya, tiada ditangkap lagi. Pada suatu malam Seri Maharaja berkawal, bertemu dengan seorang pencuri. Maka diparang oleh Seri Maharaja dengan pedang bertupai, putus di bahunya......."


Dari gambaran di atas, Temenggung ialah orang yang bertanggungjawab menjaga keselamatan dan ketenteraman di seluruh negeri, termasuk kawasan istana. Tugasnya untuk menangkap penjenayah, membina penjara dan melaksanakan hukuman-hukuman. Pada zaman sekarang, jawatan Temenggung seperti Ketua Polis Negara sekarang. Beliau juga dipertanggungjawabkan untuk menjaga pelabuhan, menyelesaikan masalah jenayah, pasar, jalan, pekan, timbangan dan sukatan. Temenggung juga mempunyai pengawal peribadi, dikehendaki mengawasi pemeriksaan penjara, berlaku adil, mencari pengikut-pengikut yang amanah dan berunding dengan rakan-rakan sejawat.

Para Penghulu merupakan wakil sultan, juga mempunyai pasukan kawalan masing-masing. Tugas utama pasukan ini adalah memungut cukai, menguatkuasakan undang-undang dan menjaga keselamatan kampung jagaannya.

Sistem kepolisan tradisional ini berubah apabila Melaka ditakluk Portugis pada 10 Ogos 1511, yang diketuai oleh Alfonso de Albuquerque.


Zaman Kepolisan Portugis dan Belanda

Tugas-tugas kepolisan seterusnya dilaksanakan oleh askar-askar Portugis. Menjelang tahun 1511, Melaka telah menjadi masyarakat kosmopolitan. Pihak Portugis mentadbir Melaka dengan menggunakan sistem "Kapitan".

Pada 14 Januari 1641, Empayar Portugis di Melaka berakhir dengan penaklukan Belanda di Melaka dengan bantuan askar-askar negeri Johor, ketika Portugis berperang dengan Acheh. Belanda turut memerintah Melaka dengan menggunakan sistem ketenteraan di samping mengekalkan sistem 'Kapitan' yang diperkenalkan oleh Portugis. Sebuah pasukan polis yang dinamakan 'Burgher Guard' ditubuhkan apabila penduduk Eropah bertambah dan perlunya menubuhkan sepasukan polis. Burgher Guard adalah badan yang baru dan para pegawainya terdiri daripada orang Belanda yang tinggal di Melaka. Anggota-anggota bawahannya adalah orang-orang Melaka. Pasukan ini dikawal dibawah Majlis Keadilan yang anggota-anggotanya dipilih di kalangan orang Belanda di Melaka. Penghulu meneruskan tugas-tugasnya seperti di Zaman Melayu Tradisional semasa Melaka di bawah pemerintahan Belanda.

Sistem ini seterusnya melemahkan kuasa pemerintahan raja-raja melayu, yang sebelumnya mengamalkan kuasa mutlak.


Zaman Kepolisan Moden

Ketika British mengambil alih Melaka pada tahun 1795, Kapten Farquhar, yang merupakan Gabenor Tentera pada masa itu membenarkan Majlis Keadilan Melaka menjelaskan fungsinya sebagai majistret di samping itu meneruskan tugas-tugas kepolisan 'Burgher Guard' yang telah terbentuk pada zaman itu.

Organisasi Polis Moden di Malaysia bermula pada 25 Mac 1807 hasil termaktubnya Piagam Keadilan (Charter of Justice) oleh penjajah Inggeris di Pulau Pinang. Sistem ini mencontohi sistem tersusun dan teratur polis British, yang dicipta oleh Sir Robert Peel pada tahun 1829.

Jawatan baru yang diwujudkan ialah High Sheriff dan Deputy Sheriff yang diberi tugas untuk mengawal keselamatan dan kemamanan di Pulau Pinang. Penduduk-penduduk tempatan diambil dan berkhidmat sebagai Patty Constables dan diberi gaji. Orang-orang barat yang bertugas sebagai High Constables dikira sebagai khidmat masyarakat dan tidak diberi gaji.

James Carnery dilantik sebagai High Sheriff yang pertama, manakala timbalannya ialah Andrew Bone.

Kebanyakan pegawai polis ketika itu adalah berbangsa British. Selepas itu organisasi ini berkembang kepada Negeri-Negeri Selat dan negeri-negeri lain di Tanah Melayu. Pada ketika itu, organisasi polis adalah terhad kepada negeri masing-masing. Hanya selepas Perang Dunia II, satu organisasi polis tunggal dengan pentadbiran pusat yang pertama telah ditubuhkan dan dikenali sebagai "Civil Affair Police Force" (CAPF). Organisasi ini telah dibentuk di Tanah Melayu bagi menjalankan tugas-tugas kepolisan dengan diketuai H.B. Longworthy. Penjajah British terpaksa memantapkan organisasi polis selepas negara melalui anarki semasa zaman pemerintahan Jepun. Antara masalah yang berleluasa ketika itu ialah pemberontakan pihak komunis.

Konsep "Bersedia Berkhidmat" diperkenalkan oleh Pesuruhjaya Polis Tanah Melayu Sir Arthur E. Young pada 15 Disember 1952. Melalui arahannya, Arahan Pesuruhjaya Polis No. 36, tahun 1952: "Operation Service", A. E. Young menegaskan pendekatan polis terhadap orang ramai serta mewujudkan persefahaman terhadap kedua-dua pihak. Beliau juga berharap dengan konsep "Bersedia Berkhidmat" ini, pandangan negatif pasukan dapat dikikis dan sebaliknya dihormati.


<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Sejarah Pengakap Dunia


Pengakap telah diasaskan oleh seorang bangsa lnggeris bernama Robert Stephenson Smyth Baden-Powell yang terkenal dengan nama Lord Baden-Powell atau BP. Baden-Powell dilahirkan di bandar London, England pada 22 Februari 1857, dan meninggal dunia pada 8Januari, 1941.

Bapa Baden-Powell bernama Reverend H.G. Baden-Powell adalah seorang mahaguru di Universiti Oxford, London, England. Ibunya ialah anak kepada Laksamana British bernama W.T. Smyth.

Sewaktu Baden-Powell berusia tiga tahun, bapanya meninggal dunia dan tinggallah beliau bersama ibunya dalam keadaan yang sederhana. Pada zaman persekolahan Baden-Powell banyak menceburkan diri dalam kegiatan sekolahnya seperti berlakon, menyanyi dan menembak. Dalam masa cuti sekolah Baden-Powell bersama-sama tiga orang abangnya selalu pergi mengembara berjalan kaki berkhemah, belayar dan berperahu. Setelah berjaya dalam peperiksaan tentera, BP telah ditauliahkan sebagai Leftenan Muda dan mula berkhidmat dalam tentera di India dan Afghanistan dalam tahun 1876, kemudian ke Natal (Zululand) dan Malta sebagai penolong Setiausaha Tentera.

Beberapa tahun kemudian beliau dihantar bertugas di Afrika Barat untuk menamatkan satu peperangan di Ashanti, Ghana. Di situ beliau digelar KANTANKYE yang bermaksud Topi Besar. Dalam peperangan Baden-Powell sentiasa berhati-hati terhadap pergerakan musuh hinggakan beliau digelar IMPEESA yang bermaksud Serigala yang tak pernah tidur. Dalam tahun 1897, BP dinaikan pangkat menjadi Kolonel dan ditempatkan di India untuk memimpin Dragoon Guard ke 5. Beliau telah memberi hadiah kepada askar-askar yang menunjukkan kebolehan yang baik dengan satu lencana bergelar SCOUTS (Peninjau).

Dalam tahun 1899 Baden-Powell pulang ke England membawa sebuah buku yang dikarangnya semasa di Kashmir berjodol Aids To Scouting. Buku itu mengandungi kisah peninjauan di India. Tidak lama kemudian, Baden-Powell telah dihantar ke Afrika Selatan untuk menambahkan dua rejimen askar berkuda untuk mempertahankan sempadan British dari serangan orang Boer iaitu puak keturunan pendatang Belanda. Orang-orang British telah mengepung bandar Mafeking, iaitu sebuah bandar jajahan British, dengan itu mencetuskan satu peperangan besar yang dinamakan Peperangan Boer. Dalam peperangan itu, Baden-Powell hanya mempunyai seramai 1,000 orang askar berbanding dengan 9,000 orang Boer. Dengan tipu helah, beliau meletakkan periuk api pasir dan papan tanda BAHAYA sehingga beliau telah berjaya memperdayakan orang-orang Boer.

Beliau telah menggunakan budak-budak untuk mengintip rahsia musuh. Akhirnya Baden-Powell berjaya memenangi peperangan itu. Di atas kemenangan itu, beliau telah dinaikkan pangkat Mejar Jeneral ketika berumur 43 tahun, pegawai yang termuda menerima pangkat itu. Selepas perang Boer, Baden-Powell diarahkan menubuhkan pasukan polis Afrika Selatan dan dilantik sebagai Jeneral Tentera Berkuda. Beliau menjadi Jeneral pasukan tentera Simpanan ketika berumur 50 tahun.

Setelah bersara dari tentera, Baden-Powell pulang ke England dan telah menganjurkan satu perkhemahan di Pulau Browsea selama 10 hari pada tahun 1907. Seramai 21 orang budak-budak turut serta dalam perkhemahan itu. Baden-Powell menggunakan idea berpandukan kepada pengalamannya dalam peperangan Mafeking dan buku "Aids To Scouting". Budak-budak itu dibahagikan kepada empat patrol. Mereka belajar dan berlatih cara berkhemah, memasak, memerhati, mengembara, berperahu, menyelamat nyawa dan mengesan jejak. Pada malamnya diadakan unggun api. Perkhemahan di Pulau Browsea berjaya dan amat diminati oleh budak-budak yang menyertainya.
Selepas itu dalam tahun 1908, Baden-Powell pula mengarang sebuah buku berjudul "Scouting For Boys".

Kandungannya berdasarkan kepada pengalaman beliau semasa menjadi askar di India dan Afrika serta perkhemahan budak-budak di Pulau Browsea. Buku itu telah memikat hati budak-budak. Dengan itu wujudlah Pergerakan Pengakap. Dalam tempoh setahun sahaja Pergerakan Pengakap berkembang di England dan merebak ke Australia, Canada, New Zealand dan Afrika Selatan. Berikutnya pada tahun 1909, Pergerakan Pengakap ditubuhkan di Chile, Amerika Syarikat, Ghana, India dan selepas itu di seluruh dunia.

Biodata BP

Nama Penuh : Robert Stephenson Smith Baden Powell
Nama Singkatan : BP
Tarikh Lahir : 22 Februari 1857
Tempat Lahir : London, England
Pendidikan Awal : Charter House, London
Pekerjaan : Bekas Mejar Tentera British
Nama Bapa : Reverend H.G Baden Powell
Nama Isteri : Lady Olive Baden Powell
Tarikh Meninggal Dunia : 8 Januari 1941 

<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

Rompakan Keretapi Terbesar Dalam Sejarah (1963)


The Great Train Robbery adalah nama yang diberikan untuk sebuah rompakan keretapi terbesar dalam sejarah yang berlaku pada 8 Ogos 1963 di Cheddington, Buckinghamshire, England.


Keretapi Royal Mail dari Glasgow ke London dihentikan dengan cara merosakkan isyarat keretapi. Kumpulan yang terdiri daripada 15 orang ahli yang diketuai oleh Bruce Reynolds termasuk Ronnie Biggs, Charlie Wilson, Jimmy Hussey, John Wheater, Brian Field, Jimmy White, Tommy Wisbey, Gordon Goody dan Edwards Buster, berjaya melarikan diri dengan £2,6 juta bersamaan dengan £40 juta (US $ 80 juta) nilai wang pada tahun 2006.

Meskipun tidak ada senjata api yang digunakan dalam rompakan tersebut, beberapa anggota kumpulan telah memukul pemandu keretapi, Jack Mills, di kepala dengan menggunakan batang besi mengakibatkan beliau mengalami trauma akibat kejadian tersebut sepanjang hidupnya.

Semua ahli kumpulan itu telah ditangkap selepas polis menemui cap jari mereka di sebuah rumah persembunyian di Oxfordshire mengakibatkan mereka semua dibicara, dihukum dan dipenjara. Biggs dan Reynolds berjaya melarikan diri dari penjara selepas 15 bulan menjalani hukuman. Charlie Wilson melarikan diri dan tinggal di luar Montreal, Kanada. Wilson hidup bebas hinggalah isterinya membuat kesilapan apabila menelefon orang tuanya di England menyebabkan Scotland Yard berjaya mengesan mereka.

Pada bulan Mei 2001, Biggs yang berusia 71 tahun telah pulang ke England. Dia yang ketika itu menderita stroke menetapkan keinginannya untuk kembali ke England walaupun dipenjarakan.

Kisah Edwards Buster, yang melarikan diri ke Mexico tetapi menyerahkan diri telah diadaptasikan dalam filem Buster pada tahun 1988 yang dibintangi oleh Phil Collins sebagai pelakon utama.


<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>

<< SUKA INFO INI? KLIK LIKE DAN SHARE DI FACEBOOK >>